Buku tersebut ditulis sebagai inspirasi dalam membangun hidup dengan belajar dari beberapa pengalaman orang yang tidak begitu penting dalam pandangan saya. Ada beberapa judul cerita dari buku itu yang menggugah dan meng-inspire saya. Namun yang berkesan adalah tentang Sapi Yang Jujur.
Saya terkesan sekali dengan penuturan si petani tentang sapinya yang akan dijual. Yang menurut saya dia sangat pandai dalam mengilhami kata2 pembelaan yang masuk akal dan tidak bertele-tele serta sederhana. Penuh dengan kemiskinan kata2 bijak, kekurangan kata2 mutiara dan rendah akan kosakata promotif yang handal layaknya calo yang hebat. Kayaknya si petani perlu banyak belajar dari para petinggi negara-negara di dunia ini. Tapi bagaimana mungkin, dikisahkan saja, si petani miskin… gimana bisa sekolah!!???? Namun kenyataannya menurut saya, untuk belajar kata2 yang promotif dan menjanjikan, kayaknya kita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi…, apalagi ke luar negeri. Saya hanya menyarankan kepada petani tersebut untuk datang aja ke tempat2 yang akan dilakukan kampanye para calon petinggi. Bakalan tak terbendung kata2 maupun kalimat2 yang promotif dan menjajikan bahkan yang menjual banget. Ending-nya pun gak bakalan ada ujian yang menuntut nilai yang tinggi untuk dikatakan pintar.
Inilah kata2 si petani yang miskin dan bodoh itu.
“”Saya tidak tahu dengan pasti keturunan apa sapi saya ini. Saya tidak pernah menghitung berapa banyak susu yang sudah dihasilkan dan tidak tau pasti berapa banyak lemak yang dimilikinya. Yang hanya saya tau tentang sapi saya ini adalah : “Dia tidak akan menyembunyikan sedikit pun lemaknya. Dia tidak akan menipu tentang liter susu yang dihasilkannya. Dia pun tidak peduli dengan asal-usulnya. Dia hanya pasrah pada tuannya dengan jujur memberikan apa yang ada padanya.””
Kata2 yang sederhana dan tak menjual. Kedengaran pasrah pada apapun kenyataan yang akan dia hadapi, apakah laku atau tidak. Jika anda adalah seorang yang berprofesi sebagai pedagang ataupun calo, sebaiknya tidak menggunakan kata2 tersebut diatas. Jika anda adalah seorang petinggi yang akan berkampanye, sebaiknya juga jangan menggunakan kata2 tersebut. Anda tidak akan menang dalam pemilihan. Percaya deh!!! Sebaiknya jangan pernah mengikuti apa yang dikatakan si petani. Dia kan miskin dan bodoh!!! Ngapain juga diikutin. Buang2 waktu.
Kalau ingin berkorban, sebaiknya tirulah sapi tersebut. Tanpa menyembunyikan apa yang ada padanya, semuanya akan diberikan tanpa sehelai bulu-pun yang disembunyikan.
Innocent bangettttthhh dahh!!! Ya emang harus kayak gitu!!
THINK SMART deh!!
halo. kunjungan perdana nih. saya gak berkomentar dulu soal si Sapi Jujur ya. Cuma ingin komentar kalau foto latar belakangnya bagus sekali. hehehe. Semoga betah di MBC ya. ditunggu kunjungan baliknya :)
BalasHapussalam