No Differences Here!!

Please leave your social status before enter here!!!

Senin, 31 Januari 2011

Laut – Ambon – Minapolitan

Beberapa saat yang lalu, secara tidak sengaja berdiri depan Kantor LIPI Ambon sambil memandang ke perairan di Teluk Ambon. Terlintas waktu sekolah dulu, guru saya pernah berkata kalau Indonesia adalah Negara Kepulauan yang memiliki luas laut lebih besar dari daratan. Benar juga kata guru ku itu. Setelah bergelut dengan dunia laut saat kuliah sampai sekarang ini, saya juga baru tau kalau Maluku sendiri punya luas laut lebih dari 70% dari luas wilayahnya. Laut yang terdalam pun pernah menjadi predikat Laut Banda yang notabene ada di Provinsi Maluku. Benar-benar luar biasa!!!



Laut, (sebaiknya saya sebutkan saja dengan sebutan perairan) mengalami degradasi lingkungan yang sangat signifikan dari waktu ke waktu. Dalam pandangan kaum awam, perairan merupakan saluran dan tempat akhir dari segala buangan sisa-sisa hasil produksi di darat. Walupun tidak semua orang berpandangan demikian, namun banyak pihak dari kita yang secara sadar maupun tidak melakukan hal demikian. Perkembangan kota, pertambahan penduduk dan pembangunan tempat tinggal merupakan masalah-masalah yang secara langsung mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap perubahan lingkungan perairan.

Ambon merupakan ibukota Provinsi Maluku mengalami perkembangan yang sangat signifikan di darat. Topografi pulau Ambon yang lebih didominasi dataran tinggi ini sangat memungkinkan terjadi masukan dari darat (run-off) yang besar teristimewa pada saat hujan. Adanya beberapa sungai-sungai besar and kecil di Teluk Ambon dapat menjadi media yang baik dalam peranan pembuangan limbah darat ke perairan di Teluk Ambon. Selain sampah yang banyak di perairan ini, hal nyata lainnya yang terlihat di perairan Teluk Ambon ini adalah masalah sedimentasi yang hampir saja melahirkan daratan baru yang menghubungkan Galala dan Poka-Rumahtiga. Hal ini sangat perlu mendapat perhatian yang besar dari semua pihak yang ada di Kota Ambon, dan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah kota atau provinsi saja.

Sebagai kawasan yang memiliki perairan yang luas dan pulau-pulau kecil yang banyak tersebar di seluruh perairan provinsi ini, maka manejemen dan pengelolaan yang berkelanjutan sangatlah penting untuk dilakukan. Banyak sekali pihak yang mempergunakan perairan Teluk Ambon ini sebagai ladang usaha untuk tetap bertahan hidup baik sebagai tempat daerah tangkap ikan, tranportasi dan budidaya serta yang lainnya. Mengingat dampak perubahan lingkungan perairan yang sangat rentan, maka pengawasan dan pengelolaan terhadap perairan Teluk Ambon perlu dilakukan secara berkelanjutan. Banyak sudah langkah-langkah penanganan dan preventif yang sudah dilakukan pemerintah, baik di daerah maupun di pusat. Salah satunya adalah ditetapkannya Kota Ambon sebagai salah satu daerah kawasan Minapolitan di wilayah provinsi Maluku oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Adapun wilayah Minapolitan di Provinsi Maluku yang ditetapkan selain Kota Ambon adalah Kepulauan Aru, Seram Bagian Barat, Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara dan Maluku Tengah. Penetapan ini ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor KEP.32/MEN/2010.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Periakan RI tersebut, maka pengertian Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.

Minapolitan dilakukan berdasarkan asas:
a. Demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan pro rakyat;
b. Keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil melalui pemberdayaan masyarakat; dan
c. Penguatan peranan ekonomi daerah dengan prinsip daerah kuat maka bangsa dan Negara kuat.

Minapolitan dilaksanakan dengan tujuan:
a. Meningkatkan produksi, produktivitas, dan kualitas produk kelautan dan perikanan;
b. Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan yang adil dan merata; dan
c. Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah.

Sasaran pelaksanaan Minapolitan, meliputi:
1. Meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan skala mikro dan kecil, antara lain berupa:
a. penghapusan dan/atau pengurangan beban biaya produksi, pengeluaran rumah tangga, dan pungutan liar;
b. pengembangan sistem produksi kelautan dan perikanan efisien untuk usaha mikro dan kecil;
c. penyediaan dan distribusi sarana produksi tepat guna dan murah bagi masyarakat;
d. pemberian bantuan teknis dan permodalan; dan/atau
e. pembangunan prasarana untuk mendukung sistem produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran produk kelautan dan perikanan.
2. Meningkatkan jumlah dan kualitas usaha kelautan dan perikanan skala menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi, antara lain berupa:
a. deregulasi usaha kelautan dan perikanan;
b. pemberian jaminan keamanan dan keberlanjutan usaha dan investasi;
c. penyelesaian hambatan usaha dan perdagangan (tarif dan non-tarif barriers);
d. pengembangan prasarana untuk mendukung sistem produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran; dan
e. pengembangan sistem insentif dan disinsentif ekspor-impor produk kelautan dan perikanan.
3. Meningkatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi regional dan nasional, antara lain berupa:
a. pengembangan sistem ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah;
b. pengembangan kawasan ekonomi kelautan dan perikanan di daerah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal;
c. revitalisasi sentra produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran sebagai penggerak ekonomi masyarakat; dan
d. Pemberdayaan kelompok usaha kelautan dan perikanan di sentra produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran.

Sebenarnya tulisan ini hanya ingin berbagi tentang betapa penting dan berharganya daerah yang sekarang ini kita tempati. Sebagai orang-orang yang sangat menggantungkan hidupnya di Perairan Teluk Ambon ini, adalah suatu kewajiban kita untuk selalu menjaga dan memelihara lingkungan perairan ini. Konsep Minapolitan yang sangat menitikberatkan keberpihakan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat kecil dan peningkatan taraf hidup, haruslah didukung dengan pemeliharan dan pelestarian lingkungan perairan ini oleh semua pihak yang ada di Kota Ambon. Pentingnya kawasan-kawasan Minapolitan di Provinsi Maluku ini tidak hanya akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat di daerah itu saja, namun secara nasional juga sangat mendukung pembangunan di Negara Indonesia ini.
Sekiranya tulisan ini dapat menjadi sumber informasi dan sarana dalam menyebarluaskan Ketetapan Menteri Kelautan dan Perikanan kepada kita semua lewat blog ini.

SAVE OUR BAY NOW !!!

Senin, 24 Januari 2011

Sapi Yang Jujur 220110

Beberapa waktu yang lalu sempat membaca sebuah buku dengan judul Sapi Yang Jujur. Lupa pengarangnya siapa. Butuh 45 menit berdiri di Gramedia untuk membacanya sampai habis. Maklumlah…. Don’t have enough money to buy it.
Buku tersebut ditulis sebagai inspirasi dalam membangun hidup dengan belajar dari beberapa pengalaman orang yang tidak begitu penting dalam pandangan saya. Ada beberapa judul cerita dari buku itu yang menggugah dan meng-inspire saya. Namun yang berkesan adalah tentang Sapi Yang Jujur.
Saya terkesan sekali dengan penuturan si petani tentang sapinya yang akan dijual. Yang menurut saya dia sangat pandai dalam mengilhami kata2 pembelaan yang masuk akal dan tidak bertele-tele serta sederhana. Penuh dengan kemiskinan kata2 bijak, kekurangan kata2 mutiara dan rendah akan kosakata promotif yang handal layaknya calo yang hebat. Kayaknya si petani perlu banyak belajar dari para petinggi negara-negara di dunia ini. Tapi bagaimana mungkin, dikisahkan saja, si petani miskin… gimana bisa sekolah!!???? Namun kenyataannya menurut saya, untuk belajar kata2 yang promotif dan menjanjikan, kayaknya kita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi…, apalagi ke luar negeri. Saya hanya menyarankan kepada petani tersebut untuk datang aja ke tempat2 yang akan dilakukan kampanye para calon petinggi. Bakalan tak terbendung kata2 maupun kalimat2 yang promotif dan menjajikan bahkan yang menjual banget. Ending-nya pun gak bakalan ada ujian yang menuntut nilai yang tinggi untuk dikatakan pintar.
Inilah kata2 si petani yang miskin dan bodoh itu.
“”Saya tidak tahu dengan pasti keturunan apa sapi saya ini. Saya tidak pernah menghitung berapa banyak susu yang sudah dihasilkan dan tidak tau pasti berapa banyak lemak yang dimilikinya. Yang hanya saya tau tentang sapi saya ini adalah : “Dia tidak akan menyembunyikan sedikit pun lemaknya. Dia tidak akan menipu tentang liter susu yang dihasilkannya. Dia pun tidak peduli dengan asal-usulnya. Dia hanya pasrah pada tuannya dengan jujur memberikan apa yang ada padanya.””
Kata2 yang sederhana dan tak menjual. Kedengaran pasrah pada apapun kenyataan yang akan dia hadapi, apakah laku atau tidak. Jika anda adalah seorang yang berprofesi sebagai pedagang ataupun calo, sebaiknya tidak menggunakan kata2 tersebut diatas. Jika anda adalah seorang petinggi yang akan berkampanye, sebaiknya juga jangan menggunakan kata2 tersebut. Anda tidak akan menang dalam pemilihan. Percaya deh!!! Sebaiknya jangan pernah mengikuti apa yang dikatakan si petani. Dia kan miskin dan bodoh!!! Ngapain juga diikutin. Buang2 waktu.
Kalau ingin berkorban, sebaiknya tirulah sapi tersebut. Tanpa menyembunyikan apa yang ada padanya, semuanya akan diberikan tanpa sehelai bulu-pun yang disembunyikan.
Innocent bangettttthhh dahh!!! Ya emang harus kayak gitu!!
THINK SMART deh!!

KELIMPAHAN, SEBARAN DAN KOMPOSISI PLANKTON DI PERAIRAN PULAU NUSALAUT


KELIMPAHAN, SEBARAN DAN KOMPOSISI PLANKTON DI PERAIRAN PULAU NUSALAUT

Oleh :
Sem Likumahua*
Hanung Agus Mulyadi
Salomy Hehakaya
*sem08.lipi@gmail.com
UPT - BALAI KONSERVASI BIOTA LAUT LIPI AMBON


Sebagai produsen utama, plankton memegang peranan penting dalam jaringan makanan di semua perairan baik perairan pantai maupun lepas pantai. Plankton yang umumnya dikenal umumnya terbagi atas fitoplankton dan zooplankton yang merupakan dasar awal dari semua jaringan makanan, dapat langsung dimanfaatkan oleh biota-biota yang hidup di perairan. Fitoplankton berperan sebagai pembuat makanan, dimanfaatkan oleh zooplankton dan selanjutnya zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil sebagai konsumen berikutnya. Fitoplankton diatom adalah komponen kunci dari ekosistem akuatik yang sangat berperan dalam jarring makanan (Lamberti,1996).
Pulau Nusalaut terletak langsung berhadapan dengan Laut Banda berpotensi menyimpan berbagai kekayaan biota yang memiliki keragaman yang tinggi. Biota-biota perairan akan mampu bertahan bila lingkungan memiliki potensi ketersediaan makanan yang melimpah dan kondisi perairan yang bersih dan tidak tercemar. Adanya aktiftas manusia di darat dapat memberikan sumbangan polutan yang besar bagi perairan disekitar pulau Ambelau, baik berupa limbah rumah tangga maupun run-off yang terbawa air sungai pada musim hujan.
Telah banyak penelitian yang sudah dilakukan di perairan Laut Banda, Arafura dan sekitar gugus kepulauan Kai, Aru dan Tanimbar, namun informasi untuk perairan sekitar Pulau Nusalaut sama sekali belum ada teristimewa tentang Plankton dan kondisi Hidrologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi awal  tentang kondisi plankton disekitar Pulau Nusalaut, sebagai bio-indikator kesuburan perairan.

Sampling plankton (fitoplankton dan zooplankton) dilakukan secara vertikal dari kedalaman 25 meter. Contoh fitoplankton diambil dengan menggunakan jaring KITAHARA yang telah dimodifikasi (diameter mulut 30 cm, panjang 120 cm dan ukuran mata jaring 0,11 mm), sementara untuk pengumpulan contoh zooplankton digunakan jaring NORPAC (diameter mulut 45 cm, panjang 180 cm dan ukuran mata jaring 0,33 mm). Contoh-contoh plankton yang terkumpul kemudian disimpan dalam botol sampel yang telah diberi formalin 4% yang sudah dinetralkan dengan borax. Analisa contoh dilakukan dengan metode yang dianjurkan WICKSTEAD (1965).
Identifikasi contoh plankton dilakukan dengan menggunakan mikroskop binokuler dan bantuan pustaka YAMAJI (1966), ALLEN and CUPP (1935) serta HUTABARAT dan EVANS (1986). Jumlah sel fitoplankton kemudian dicacah dan dinyatakan dalam sel/m3, sedangkan indifidu zooplankton dinyatakan dalam individu/m3

A. Kelimpahan, Sebaran dan Komposisi Fitoplankton
Kelimpahan fitoplankton di perairan Pulau Nusalaut secara keseluruhan pada pengamatan ini berkisar antara 0,03.106 sel/m3 – 9,42.106 sel/m3, dimana kelimpahan tertinggi tercatat di station 5 terendah di stasiun 7. Dari 12 stasiun yang tersebar disekeliling Pulau Nusalaut yang ditetapkan, hanya dapat dilakukan sampling pada 8 stasiun karena kondisi perairan yang tidak baik. Tiupan angin yang kencang mengakibatkan arus dan gelombang besar disertai hujan lebat mengakibatkan tidak terambilnya sampel pada 4 stasiun yang jaraknya cukup jauh dari garis pantai. Berdasarkan data sebaran fitoplankton secara kuantitatif dapat diketahui bahwa kelimpahan fitoplankton yang tinggi hanya di jumpai pada stasiun 7 yang bias terjadi akibat turbulensi atau pergerakan masa air yang besar, yang membawa plankton berkumpul pada tempat tertentu. Hal ini dapat saja mengakibatkan pada tempat-tempat lain terdapat kelimpahan yang rendah, selain tentunya hara. Peristiwa grazing oleh zooplankton dan consumer filter feeders juga dapat menyebabkan penurunan kelimpahan fitoplankton. Secara keseluruhan data yang di peroleh menunjukan bahwa perairan di sekitar Pulau Nusalaut ini tergolong tidak terlalu subur pada saat dilakukan penelitian dilihat dari kelimpahan kandungan fitoplanktonnya.

Secara taksonomik, komposisi fitoplankton pada perairan Pulau Nusalaut terdapat 30 genus yang berasal dari 15 famili, 7 ordo dan 2 kelas. Dari 30 genus tersebut diantaranya teracatat 21 genus Diatom, 8 genus Dinoflagelata dan 1 genus Cyanobacteria.  Diatom merupakan kelompok yang paling dominan sebagai penyusun fitoplankton dengan presentase kehadiran adalah 70 % dari total genus yang ditemukan (Gambar 1). Marga fitoplankton yang tergolong dominan di perairan Pulau Ambelau dengan frekuensi kehadiran yang tinggi adalah Chaetoceros, Rhizosolenia, Nitzschia, Coscinodiscus, Bakteriastrum, Thalasionema dari kelompok Diatom, Ceratium dari kelompok Dinoflagelata dan Trichodesmium dari kelompok Cyanobacteria.
Kecepatan  pembelahan sel diatom sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan jenis diatomnya. Menurut beberapa ahli diatom dapat membelah antara 10 – 12 jam, adapula 18 – 36 sampai dengan 24 – 48 jam, namun para pakar sependapat bahwa pembelaan sel diatom perairan tropis dapat lebih cepat. Jenis umum diatom yang dijumpai diperairan lepas pantai Indonesia antara lain adalah Chaetoceros sp., Rhizosolenia sp., Thalassiothrix sp. dan Bakteriastrum sp. (Arianardi et.al 1996). Hasil pengamatan plankton pada program inventariasi 2007, pada umumnya menjumpai fitoplankton marga Rhizosolenia, Chaetoeceros, Nitzschia, Thalasionema dalam kelimpahan yang tinggi, dan frekuensi kehadiran yang mencapai 100%. Hal serupa juga di temukan pada penelitian plankton di Perairan Ambelau 2008. Yusuf (1998) mengamati fitoplankton di perairan selat Sele (Papua Barat) dan mendapatkan diatom marga Rhizosolenia, Chaetoceros, Nitzschia, Ceratium dan Bacillaria predominan.
 Pada saat kegiatan penelitian ini dilakukan, tercatat adanya jenis fitoplankton yang dapat menyebabkan HAB seperti Trichodesmium yang tidak mengalami pertumbuhan yang lebat atau blooming. Tercatat presentase kehadiran Trichodesmium mencapai 80 % dari jumlah station pengamatan. Trichodesmium merupakan salah satu jenis blue-green algae yang dapat hidup di perairan yang miskin akan zat hara. Hasil pengamatan plankton di perairan Pulau Misol dan Seram Bagian Timur tahun 2007 juga menjumpai fitoplankton Trichodesmium erythraeum dalam jumlah yang relatif tinggi.

B. Kelimpahan, Sebaran dan Komposisi Zooplankton
Berdasarkan hasil identifikasi zooplankton, berhasil diidentifikasi 53 taksa (hampir semuanya genus) beberapa diantaranya merupakan kelompok  zooplankton yang predominan. Kelompok zooplankton yang predominan yaitu Copepoda, Urochordata, dan meroplankton.
Copepoda merupakan kelompok zooplankton yang predominan dengan prosentase paling tinggi mencapai 78.28%, rata-rata 67.44%; diikuti urochordata 24.77%, rata-rata 13.42%, dan meroplankton dengan prosentase mencapai 24.69%, dengan rata-rata 11.65%. Acartia, Paracalanus, Corycaeus, Onchaea, larva Copepoda, larva Decapoda, larva Echinodermata dan telur ikan banyak terdapat disemua stasiun pengambilan contoh. Beberapa taksa keberadaannya teridentifikasi hanya pada stasiun tertentu saja, misalnya Macrosetella, Oikopleura, Tortunus, dan Thalia  hanya terdapat di stasiun 10.
Chaetognatha merupakan kelompok zooplankton yang menarik, dimana Chaetognatha terdapat di semua stasiun pengambilan contoh, meski prosentase kelimpahan rata-ratanya rendah yaitu 2.29% . Sagita dan Fritillaria terdapat pada hampir disemua stasiun,  Krohnitta dan Eukrohnia hanya terdapat di stasiun 11, dan stasiun 12.
 Kelimpahan zooplankton tertinggi terdapat pada stasiun 5 dengan kelimpahan mencapai 6944 ind/m3 , diikuti stasiun 1 dengan kelimpahan 5544 ind/m3, dan paling rendah stasiun 12 dengan kelimpahan 2280 ind/m3. Tingginya kelimpahan zooplankton di stasiun 5 dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah tingkat kesuburan perairan yang tinggi, dimana kandungan fosfat dan nitrat sebagai salah satu indikator tingkat kesuburan perairan. Tingginya tingkat kesuburan perairan dapat memicu tingginya pertumbuhan fitoplankton yang akan dimanfaatkan oleh zooplankton dan pada akhirnya memicu kelimpahan zooplankton yang tinggi.
Zooplankton dari genus Acartia, Eucalanus, Oncaea, Corycaeus, Larvacea, terdapat dalam jumlah yang banyak pada stasiun 5 (Tabel 3.).  Terlihat bahwa Eucalanus merupakan zooplankton dengan kelimpahan tertinggi mencapai 2184 ind/m­­3, dan mencapai prosentase 31.45% dari kelimpahan total zooplankton di stasiun 5.
Thaliacea dan Larvacea yang termasuk dalam Urochordata merupakan zooplankton yang predominan di perairan Nusalaut. Prosentase rata-rata mencapai 13.42%, menempati urutan tertinggi kedua setelah Copepoda dengan prosentase tertinggi 24.77% di stasiun 7. Urochordata ditemukan hampir disemua stasiun, kecuali pada stasiun 10 dan 11.
Meroplankton yang merupakan kelompok zooplankton yang penting, dimana organisme ini hanya bersifat sementara sebagai plankton. Kelompok meroplankton di perairan Nusalaut terdiri dari larva Palaemonidae, larva Decapoda, larva Echinodermata, larva Gastropoda, larva Bivalvia, larva annelida, dan larva ikan. Di Perairan Nusalaut, meroplankton terdapat disemua stasiun pengambilan contoh dengan prosentase rata-rata mencapai 11.65%, dimana presentase tertinggi di stasiun 10 mencapai 24.69%, diikuti stasiun 12 yang mencapai prosentase 24.56%. Larva ini pada fase berikutnya akan menjadi organisme dewasa.


PUSTAKA
Anonymous. 2007. Laporan Akhir Invetarisasi Sumberdaya Wilayah Pesisir di Perairan Seram Utara dan Sekitarnya. Dalam Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. UPT-Balai Konservasi Biota Laut, P2O, LIPI-Ambon
Arinardi, O.H, Trimaningsih, H.R. Sumijo, E. Asnaryanti. 1996. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di Perairan Kawasan Tengah Indonesia. PUSLITBANG Oseanologi LIPI, Jakarta.
Allen,  W.E. and E.E. Cupp. 1935. Plankton Diatoms of the Java Sea. Ann.du Jard.Bot.Buitenzorg XLIV(2): 1-174.
Hutabarat, S. and S.M. Evans. 1986. Kunci Identifikasi Zooplankton. Universitas Indonesia, Jakarta.
Lamberti, G.A. 1996. The role of periphyton in benthic food webs. In: Stevenson, R.J., Bothwell, M., Lowe, R.L. (Eds.), Algal Ecology: Freshwater Benthic Ecosystem. Academic Prees, San Diego, CA, pp. 533-572
Mulyadi. 2004. Calanoid Copepods in Indonesian waters. Research center for Biology-Indonesia Institute of Science Bogor. 198hal.
Omori, M.,& Ikeda, T. 1984. Methods in Marine Zooplankton Ecology. John Wiley&Sons. 332hal.
Smith, B. 1977. A Guide to Marine Coastal Plankton and Marine Invertebrate Larvae. Department of Biology West Valley Comumunity Collage. 151hal.
Wickstead, J.H. 1965. An Introduction to study of tropical plankton. Hutchinson Tropical Monographs, London : 160 p.
Yamaji, I. 1966. Illustrated of the marine plankton of Japan. Hoikusha, Osaka, Japan : 369 pp.
Yusuf, S.A. 1998. Fitoplankton di perairan Selat Sele, Irian Jaya. Makalah dalam Seminar Nasional Kelautan KTI, Unjung Pandang 24-27 Juni 1998.

Minggu, 23 Januari 2011

Bukannya Hidup Harus Lebih Baik??? 220110

Teringat saat pertama memegang ijazah Sarjana S1 setelah diwisudakan, sempat untuk berpikir untuk segera mendapatkan pekerjaan yang layak. Sempat juga memikirkan untuk tidak memulai pekerjaan dengan sesuatu yang luar biasa, seperti kedudukan yang lumayan baik. Inginnya sih kalau boleh diangkat jadi seorang OB dikantor pemerintah, soalnya cari kerja sekarang ini sangatlah susah. Pintar aja kayaknya tidak cukup untuk mendapatkan pekerjaan di kantor pemerintah. Saya sih bukannya pasrah pada keadaan tersebut, tapi berusaha untuk realistis aja.
Untuk itulah saya nekad aja untuk jadi OB. Hahahaaahahahaa…. Tapi bukan disitu saja trus mentok!! Inginnya sih, bekarier lewat ketrampilan OB dan trus.. dan trus.. dan trus.. sampai akhirnya diangkat jadi pegawai tetap deh… Pinginnya sih, hendak menaiki anak tangga 1 demi 1, Walaupun akan lama…., tidak masalah…., yang penting SELAMAT!!! Haghaghaghag…
Bukannya Hidup Harus Lebih Baik??? Benar sekali kata2 yang indah itu. Sudah susah2 kuliah, menahan rasa lapar untuk menunggu kuliah siang, harus bertahan dengan sepatu yang kelaparan selama 3 tahun, hidup luar biasa hemat, dll lah yang tak dapat disebutkan 1 demi 1. Bukannya setelah melalui semua itu, Hidup Harus Lebih Baik??? Ya… minimal tidak harus menahan lapar, dan agak hedon dikit!!! Heeheheheheee…. Bukannya emang kayak gitu yang disebut Hidup Yang Lebih Baik!!!??
Kalau kayak gitu ceritanya sih…. Tukang becak pun ingin punya Hidup Yang Lebih Baik!!!
Ternyata realita yang saya lihat dan alami, Hidup Yang Lebih Baik itu bukan perihal habis gelap terbitlah terang atau bayaran setelah menjalani hidup yang susah atau belas kasihan Yang Maha Kuasa. Mungkin pandangan saya itu sangat tidak bisa diterima oleh kebanyakan orang. Tapi Hidup Yang Lebih Baik itu adalah masalah bagaimana kita mengaktualisasikan ketrampilan kita lewat berdoa dan bekerja. Kita bukan sedang hidup di sorga…., yang menurut kebanyakan orang adalah suatu tempat yang indah nian dan selalu nyaman serta tak kurang suatu apapun…. Heiii… kita lagi di bumi nih!!!
Yang saya tau sih…., Tuhan bukanlah penurut kemanjaan!!!
Untuk itulah mari kita yakinkan Tuhan dengan aktulisasi itu. Urusan Hidup Yang Lebih Baik, bakalan datang dengan sendirinya lah…. Jangan dicari…, ntar tambah STRESSSSS.
OK DUDE!!!

Lakukan sajalah!! 211210

Terasa satu kata positif untuk melakukan hal tertentu kadang sangat sulit untuk dilakukan. Entah apa yang membebani untuk berat dilakukan, tapi yang pasti… memang benar-benar sulit!!
Ketika kita sudah merasa yakin akan mampu melakukannya, malah hal yang tidak diinginkan terjadi. Benar saja kata orang pesimis, “apa bisa berhasil ya???”. Dan kemudian ada orang yang akan berkata “hey pengecut, kita harus optimis!!” tapi kita tidak tahu apakah orang itu sendiri mampu melakukannya. Hidup terasa begitu sombong dengan menonton realita mempermaikan manusia sebagai mainan yang seru. Itu yang sering keluar dari mulut orang2 optimis yang gagal. Haa..ha..ha..aa.a…
Lucu memang kejadian tersebut.
Banyak sudah kata2 bijak yang terucapkan bagaikan angin surga menerpa tumbuhan paku-pakuan. Inspiratif dan terlihat gagah. Terdengar sportif dan menyuburkan taman bunga didalam telinga, bermekaran tanpa malu seakan tak akan pernah mau layu.
Harus memang diakui kalau kita takan pernah tahu sesuatu tanpa melakukan tindakan. Untuk itu lakukan sajalah. Namun sebaiknya anda menyediakan seper-sejuta ruang dari hati untuk tempat berdiamnya kata “GAGAL”. Setelah tersedia, “LAKUKAN SAJALAH!!”.

Selasa, 18 Januari 2011

Itu Saja!!

Hanya ingin
Hanya ingin berjuang untuk memikirkan yang terbaik bagi masa depan.. tak ada yang lain.
Hanya ingin bertahan dalam kesesakan.. tak ada yang lain.
Hanya ingin melihat orang lain tersenyum lebar.. tak ada yang lain.
Hanya ingin membantu.. tak ada yang lain.
Hanya ingin memberikan kesempatan dan peluang.. tak ada yang lain.
Hanya ingin membuat orang lain merasa bersyukur atas hidup ini.. tak ada yang lain.
Hanya ingin membuat orang lain percaya diri.. tak ada yang lain.
Hanya ingin membuat orang lain terasa nyaman.. tak ada yang lain.
Hanya ingin mengatakan kalau kau hebat.. tak ada yang lain.
Hanya ingin mengatakan kalau kita tak berbeda.. tak ada yang lain.
Hanya ingin menunjukkan kasih Tuhan.. tak ada yang lain.
Itu saja!!